Irfan Fachrurozi, Masih Muda Pimpin MGMP PPKn dengan Kondisi Geografis Begitu Luas dan Sebagian Besar Berupa Pegunungan

Oleh: Deni Kurniawan As’ari, M.Pd. | Guru PPKn MTs Negeri Kota Cimahi & Ketua Forum Kelompok Kerja MGMP PPKn MTs Provinsi Jawa Barat


Mgmpppknmtsjabar.or.id | GARUT, 
Irfan Fachrurozi, S.Pd. Biasa dipanggil Irfan. Dilahirkan di Bandung, tepatnya di Rumah Sakit Muhammadiyah, Jalan Banteng pada 4 Agustus 1995. Anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Udin Basiran (Alm) pernah bekerja sebagai pegawai swasta di Rumah Makan Ponyo. Adapun Ibunya Siti Djubaedah sebagai ibu rumah tangga. Ia memiliki adik satu-satunya. Bernama Fahmi Ansyori.

Semenjak tahun 1998 bersama keluarga tinggal di Perumahan Vijayakusuma, Blok A6 No. 13, RT/RW 006/010, Palasari, Cibiru, Kota Bandung. Sebuah daerah perpaduan antara kehidupan pedesaan dan perkotaan. Kondisinya  waktu itu masih banyak pesawahan, tetapi kehidupan masyarakat sudah agak "ngota".


“Sehingga ketika bermain, disamping suka bermain permainan tradisional, juga sudah mengenal permainan game computer,” ujarnya.


Selalu berusaha menjadi lebih baik itulah mottonya. Membaca dan berlari menjadi hobi yang tak luput dilakukannya.  Menurutnya nilai penting yang ditanamkan orang tua yang senantiasa diingatnya sampai saat ini adalah pentingnya kejujuran. “Orang tua saya selalu berpesan, dimanapun, dan menjadi apapun, kejujuran harus diutamakan. Selalu berani bertindak yang benar, meskipun banyak orang yang mencibirnya,” terangnya.


Mengawali pendidikan di SD Islam Al-Amanah (2022-2008). Kemudian melanjutkan pada SMPN 17 Bandung (2008-2011). Adapun SLTA diselesaikannya di SMAN 26 Bandung (2011-2014). Ia bercerita ketika bersekolah, seringkali ditunjuk menjadi ketua kelas, mulai dari kelas 6 SD sampai dengan SMA kelas 12. Selain itu, aktif mengikuti ekstrakulikuler remaja masjid. Seperti ketika duduk di bangku SMP, terlibat pada organisasi Keluarga Remaja Islam (GARIS) SMPN 17 Bandung dan pernah menjadi ketua (2009-2011). Kemudian ketika duduk di bangku SMA, aktif di Forum Studi Islam Remaja (FORSIR) SMAN 26 Bandung dan pernah menjadi ketua (2012-2014. Selain itu, dipercaya oleh temas sekelasnya  di Majelis Perwakilan Kelas (MPK), baik ketika di SMP (2008-2011) maupun ketika SMA (2011-2014).


Aktivitas lainnya kerapkali mengikuti kajian-kajian di luar sekolah. Salah satunya kajian keislaman yang dilaksanakan Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung (ITB). Tak ketinggalan di lingkungan tempat tinggalnya terlibat sebagai sktivis Remaja Islam Masjid Manunggal (ARIMAN) Cibiru dan sempat menjadi bendahara sampai tahun 2014.


Selepas SMA, memilih kuliah di Prodi PKn FPIPS UPI dari tahun 2014 sampai dengan 2018. Berbeda dengan saat SMA, selama kuliah hanya aktif di himpunan (HMCH). Alasannya supaya mempunyai waktu untuk menemani ibu, karena ayahnya  wafat saat masih kuliah. Selama aktif di HMCH, pernah dipercaya menjadi staff Biro Advokasi Bidang Sosial Kemasyarakatan (2015-2016) dan puncaknya menjabat Ketua Bidang Sosial Kemasyarakatan HMCH (2016-2017).


“Untuk menambah uang jajan, saya pernah bergabung ke dalam UPI-Jek (semacam ojek online khusus untuk mahasiswa UPI). Kemudia saya juga pernah menjadi pembimbing peserta kegiatan pesantren Ramadhan di SD Salman Al Farisi dua kali yaitu tahun 2016 dan 2017,” tuturnya. Irfan berhasil menyelesaikan kuliah di PKn UPI dengan nilai sangat memuaskan. Tugas akhir skripsinya berjudul “Peran Bank Sampah Wargi Manglayang Dalam Membina Sosial Empowerment Warga Negara di RW 06 Keluarahan Palasari Kecamanatan Kota Bandung”.  


Begitu lulus kuliah tahun 2018 Irfan menjadi guru honor di tiga sekolah sekaligus. Pertama,  SMKN 1 Cilengkrang, Kab. Bandung. Kedua, SMK Informatika Bandung, dan ketiga, SMK Plus Al-Ghifari, Bandung. Awalnya ia mengajar mata pelajaran PPKn dan Sejarah Indonesia.

Pada 2018 akhir dibuka penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) secara serentak. Ia mengikuti tes CPNS dan memilih instansi Kementerian Agama.


“Alhamdulillah, Januari 2019 saya dinyatakan lulus tes CPNS dan ditempatkan di MTsN 1 Garut. Saya mulai mengajar di MTsN 1 Garut pada bulan Juli 2019. Awalnya, selain mengajar PPKn, saya juga mengajar Bahasa Sunda (selama 1 semester) dan Informatika (selama 2 tahun), dikarenakan MTsN 1 Garut kekurangan guru Bahasa Sunda dan Informatika,” ungkapnya.

Sejak dinyatakan lulus tes CPNS itulah, ia menetap sampai sekarang di Kota Dodol atau juga dikenal sebagai saah satu destinasi wisata paling favorit di Jabar. Seminggu sekali ia pulang kota ke Bandung untuk bertemu dengan ibunya tercinta. 


Berselang setahun tepatnya tahun 2020,  Kankemenag Kabupaten Garut mendorong para guru madrasah supaya membentuk MGMP masing-masing mata pelajaran. Saat itu 2 orang guru dari setiap MTs negeri di Kab. Garut ikut dalam tim pembentukan MGMP. Kemudian tim pembentukan MGMP mengadakan musyawarah untuk menentukan ketua.


“Karena saat itu sedang pandemi Covid 19, sehingga musyawarah dilaksanakan melalui grup WA. Akhirnya melalui musyawarah lewat grup WA, saya terpilih menjadi ketua MGMP PPKn MTs Kab. Garut,” terangnya.  Alhasil Irfan yang masih terkategori guru baru mendapat kepercayaan sebagai ketua MGMP yang membawahi 293 MTs di Kabupaten Garut. Kabupaten ini merupakan nomor urut ketiga di Jawa Barat sebagai daerah paling luas yaitu 3.074,07 km2.


Salah satu tantangan yang ia hadapi di awal memimpin MGMP adalah kesulitan untuk mengumpulkan semua guru untuk mengikuti kegiatan MGMP.


“Kondisi geografis di kabupaten Garut yang begitu luas dan sebagian besar berupa pegunungan. Sehingga hal itu menyulitkan saya untuk dapat mengumpulkan semua guru PPKn,” tambahnya.


Irfan berencana untuk mengatasi kendala itu, bersama pengurus MGMP PPKn MTs lainnya akan membentuk MGMP di tingkat KKM. Namun, koordinasi tetap dilakukan oleh pengurus tingkat kabupaten. Semoga dengan terobosan tersebut kedepan kehadiran MGMP benar-benar terasa oleh seluruh guru di Kabupaten Garut.



“Terkait dengan keberadaan MGMP tingkat provinsi, saya berharap MGMP provinsi yang saat ini dipimpin oleh Bapak Deni Kurniawan As’ari mampu memberikan motivasi kepada guru-guru MTs agar bisa mengembangkan profesionalisme melalui berbagai kegiatan MGMP,” pungkasnya.

 ***

Lebih baru Lebih lama