Kabid Penmad : Pembelajaran Berbasis Proyek Harus Digalakkan


Jl Jend. Sudirman - Bandung (Humas Bidang Pendidikan Madrasah)

Plt. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, yang juga Kepala Kankemenag Kota Bandung, Drs. H. Tedi Ahmad Junaedi, M.Si, berpandangan bahwa pembelajaran berbasis proyek perlu digalakkan karena berbasis pada kurikulum merdeka. Oleh karenanya ia mengapresiasi terhadap kegiatan webinar yang diadakan oleh MGMP PPKn MTs Jawa Barat, yang mengusung tema ‘Pembelajaran Berbasis Proyek’, pada Sabtu (06/08/2022).

Menurutnya  dukungan media digital/IT saat ini mempermudah dalam melakukan komunikasi, konsultasi dan proses pembelajaran, salah satunya melalui zoom meeting. 

“Di kemenag sendiri, madrasah yang menerapkan kurikulum merdeka masih terbatas dan belum merata. Maka kegiatan webinar semacam ini diharapkan sebagai bentuk persiapan ketika kurikulum merdeka diterapkan nantinya,” ungkapnya.

Ia berpesan agar guru PPKn untuk terus memberikan pemahaman tentang pentingnya sikap nasionalisme. Selain itu guru PPKn harus memberi perhatian pentingnya moderasi beragama bagi peserta didik.

“Jangan sampai anak didik kita menjadi generasi yang ekstrim, radikal, dan intoleran. Saya yakin dengan dipadukannya materi PPKn dengan moderasi beragama insya Allah para guru akan mampu  memberikan pemahaman terhadap anak didiknya  sikap lebih toleran, moderat, dan washatiyah (tengah-tengah). Ke depan tak ada lagi anak didik yang terpapar paham radikalisme dan ekstrimisme,” tuturnya.

Ketua Forum Kelompok Kerja MGMP PPKn MTs Provinsi Jawa Barat, Deni Kurniawan As’ari, M.Pd mengatakan Webinar Series#2 merupakan salah satu program dari Bidang Perencanaan dan Pelaksanaan Program (PPP) MGMP sebagai hasil dari rapat kerja pengurus setelah kepengurusan MGMP resmi mendapat SK dari Kepala Kanwil pada bulan November 2021. Sebelum Webinar Series#2 telah dilaksanakan kegiatan pelatihan pola 32 JP bekerjasama dengan Universitas Palangka Raya (UPR), diskusi penulisan kisi-kisi dan soal PAS, FGD Anugerah Konstitusi,  webinar pemberdayaan MGMP, launching website MGMP (www.mgmpppknmtsjabar.or.id) dan channel youtube dan lainnya. 

Menurut Deni terkait PJBL di lapangan masih sedikit guru yang menerapkan pembelajaran berbasis proyek.

“Saya berharap kepada teman-teman, selepas webinar dan mendapat pencerahan dari narasumber kita coba bersama-sama untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek ini,” ujarnya.

Webinar diikuti 102 peserta yang berasal dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dan sebagian dari daerah dan provinsi lainnya. Adapun narasumber yang dihadirkan di antaranya, Waryanto, S.Pd., M.Pd dari Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang merupakan narasumber/instruktur di Kemdikbudristekdikti, sekaligus aktivis MGMP.

Turut hadir dalam webinar PLT Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jabar, pengurus MGMP, para ketua MGMP kabupaten/kota Se-jawa Barat. Bertindak sebagai MC/Moderator, Irfan Fachrurozi, S.Pd, sekbid PPP  yang juga Ketua MGMP PPKn MTs Kabupaten Garut dan host Asep Maulidin Syahdani, S.Pd, kabid PPP MGMP PPKn MTs Jabar.

Adapun Waryanto selaku narasumber tunggal secara gamblang dan jelas membahas seputar pembelajaran berbasis proyek. Mengawali paparannya ia menyampaikan pembelajaran berbasis proyek sebenarnya sudah lama dikenal termasuk pada kurikulum 2013. Hanya saja berdasarkan hasil survey, monitoring, dan evaluasi bahwa pembelajaran berbasis proyek masih jarang dilakukan oleh para guru di lapangan.

“Nah, pada kurikulum merdeka pembelajaran berbasis proyek ini kembali digiatkan bahkan diberi ruang khsusus,” papar Sekjen dari Perkumpulan Pendidik Pancasila dan Civics (PPPC) tersebut.

Ia mengungkapkan pembelajaran berbasis proyek itu penting dengan mengutip pendapat dari Ki Hajar Dewantara. “Perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada peri kehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” (KHD).

Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) yaitu kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Menurutnya penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Adapun produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.

“Pendekatan ini memperkenankan peserta didik untuk menghasilkan produk nyata,” terangnya.

Selanjutnya Waryanto menjelaskan tujuan dari PJBL. Pertama, untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran. Kedua, meningkatkan kemampuan murid dalam pemecahan masalah. Ketiga, membuat murid lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk nyata. Selanjutnya keempat, Murid terampil mengelola alat belajar penyelesaian tugas/projek.

“Dan terakhir PJBL ini bertujuan meningkatkan kolaborasi peserta didik,” tegasnya.

Ia menambahkan setidaknya ada enam langkah yang musti dilakukan para guru saat akan menerapkan pembelajaran berbasis proyek ini. Mulai penentuan proyek, perancangan penyelesaian proyek, penyususnan jadwal, penyelesaian difasilitasi guru, penyusunan laporan dan presentasi, terakhir evaluasi proses dan hasil proyek.

Selepas penyampaian materi, sesi selanjutnya diadakan diskusi dan Tanya jawab. Tampil sebagai penanya atau penanggap  Kusnadi, S.Pd., M.M. (MTsN 1 Indramayu), Iman Sudrajat, S.Pd,  Suhermanto, S.Ag., M.M.Pd. (MTsN 1 Kota Bandung), dan Maman Wiguna, S.Pd.I. (MTsN 7 Sumedang) 

Menutup pemaparannya,  Waryanto memberi pencerahan kepada seluruh peserta bahwa sebaik apapun metode, sebaik apapun cara pembelajaran, sebaik apapun kurikulum, sebaik apapun teknik.

“Tapi kalau tidak kita lakukan, kalau tidak kita mau berubah, kalau tidak kita yang mau move on  maka itu akan menjadi sebuah hal yang sia-sia. Apa yang ada dalam  kurikulum merdeka sudah sangat baik. Tapi kalau kita tidak mempraktekkannya dengan merubah cara kita mengajar dengan berpusat pada murid maka kurikulum merdeka ini akan bernasib sama seperti kurikulum sebelumnya,” pungkasnya.

Kontributor : Asep dan Ari-MGMP PPKn MTs

Editor : Tri Budiono

Sumber: https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/kabid-penmad-pembelajaran-berbasis-proyek-harus-digalakkan

Lebih baru Lebih lama