Yoyoh Rohayati Mardhotillah, Guru PPKn yang Juga Isteri Kades Cimerak Pangandaran

Oleh: Deni Kurniawan As’ari | Guru PPKn dan Mantan Sekjen Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 




Mgmpppknmtsjabar.or.id | Masih sedikit guru PPKn MTs Jabar yang memiliki suami seorang kepala desa. Dari yang sedikit itu Yoyoh Rohayati Mardhotilah, S.Pd atau biasa dipanggil Buyoy menjadi pembeda. Lahir di Pandeglang, pada 21 April 1984. Anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Rosikin dan Asmanah. Buyoy saat kecil bercita-cita ingin menjadi pekerja kantoran agar tidak bertemu banyak orang.

“Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, itulah motto yang selalu saya pegang  dari dulu sampai sekarang. Membaca novel, komik, dan nonton menjadi kegemaran saya,” ungkapnya.


Sejak 23 Agustus 2022 Buyoy bertambah tugasnya. Suami tercintanya Budiaman resmi dilantik Bupati Pangandaran sebagai Kepala Desa Cimerak, Kecamatan Cimerak, Pangandaran Periode 2022-2028. Ibu dari Aisyah Ahza Muthmainnah (kelas 1 MTs di pesantren), Hanif Zain Al-Ghazali (kelas 3 MI di Pesantren) dan Alzam Zulmi Hanafi (kelas 1 SD) ini praktis berperan sebagai isteri kades yang membantu tugas suami sekaligus sebagai Ketua PKK dan Bunda Literasi Desa Cimerak.


Lahir dan tumbuh besar di alam pedesaan. Buyoy bermain dengan teman di sekitar rumah. Seringkali berenang di kali, menangkap ikan di sawah. “Selepas mengaji di surau ketika terang bulan kami bermain permainan tradisional "gobag" sampai orang tua kami datang menjemput pulang,” kenangnya.

Ia merasakan suasana yang sangat menyenangkan bisa ikut melakukan pekerjaan nenek dan orang tua menanam padi. Mulai awal menanam benih, menanam padi, membersihkan sawah dari rumput, memberi pupuk hingga memanen padi sampai menjemur padi.


Buyoy memiliki sosok mamah yang boleh dibilang cukup tegas. Mamahnya membiasakan dia sejak kecil untuk bangun sebelum subuh. Adakalanya bahkan ia dan adiknya diseret jika susah bangun dan berangkat ke masjid. Semua dengan tujuan untuk membiasakan disiplin dalam melaksanakan sholat. “Dari beliau  juga saya belajar tentang bagaimana batasan-batasan untuk bergaul dengan lawan jenis. Sebagai perempuan harus bisa menjaga diri, menjaga kehormatan dan kesucian dengan tidak berpacaran. hal ini membuat saya tidak pernah berpacaran sebelum menikah,” terang Buyoy.


Bagi Buyoy,  mamahnya itu  adalah sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupannya bahkan  sampai sekarang. Mamahnya menanamkan kedisiplinan dalam ibadah, belajar, menjaga kehormatan diri sebagai seorang perempuan. Penanaman nilai dari keluarga inilah yang berhasil membentuk pribadi dan karakternya hingga sekarang.


“Saya sangat yakin. Apa yang saya raih sampai detik ini, itu adalah berkat do'a-do'a mamah. Bukan karena saya bisa/saya hebat. Saya merasakan betul betapa do'a mamah selalu mengiringi kemana pun dan di mana pun. Ketika masih kuliah sering pulang malam lewat gang gelap. Alhamdulillah tidak pernah mengalami hal-hal buruk, saya bisa menjaga untuk tidak berpacaran sampai lulus kuliah, saya yakin itu juga berkat do'a mamah. Sampai detik ini, apa pun yang saya sudah lewati dalam hidup saya itu berkat do'a mamah, sehingga Allah memberikan kemudahan dan menjaga saya,” ujarnya.


Yoyoh mengenyam pendidikan mulai dari SD Negeri 3 Cimerak, kemudian melanjutkan ke MTsN 2 Pangandaran.  Pendidikan SLTA ia selesaikan di MAN 2 Ciamis sambil mondok di pesantren. Adapun gelar sarjana pendidikan diperolehnya pada prodi PPKn Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).


Sedari SD sampai kuliah Buyoy mengaku termasuk siswa yang biasa-biasa saja. ”Saya merasa tidak punya prestasi,” akunya. Masa SD merupakan masa-masa bermain. Dari segi nilai ia nyaris belum pernah masuk 10 besar. Yoyoh senang bergaul dengan siapa saja. Berbeda ketika menginjak masa MTs. Ia  mulai dibimbing sama mamahnya untuk disiplin belajar. Barulah selalu dapat rangking 1 atau 2.  Baginya masa MTs merupakan masa-masa paling menyenangkan, karena bisa mengikuti banyak kegiatan di sekolah. Mulai  dari pencak silat, OSIS, PMR, PASKIBRA, pramuka, dan vocal (nyanyi). Ia tak malu untuk bergaul dengan banyak teman bahkan dengan kakak kelas.


Saat duduk di MAN 2 Ciamis dan tinggal di pesantren Al-Hasan, mulai membatasi pergaulan. Ia hanya berteman dengan orang-orang yang dirasa dekat saja. “Tidak tahu yaa,  rasanya malu untuk bergaul dengan banyak orang, bahkan tidak pernah jajan ke kantin jika sedang istirahat karena banyak orang,” ujarnya. Ia sempat mengikuti ekskul PMR dan Remaja Mesjid. Selama kelas X dan XI tidak pernah masuk 10 besar. Baru di kelas XII berhasil meraih peringkat 2. Prestasinya selama di pesantren pernah meraih juara 2 membaca kitab kuning dan masuk kepengurusan sebagai ketua bidang dakwah. Saat kuliah di prodi PKn Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sosoknya termasuk mahasiswa yang biasa, tidak terlalu dikenal dosen. Yoyoh terlibat himpunan jurusan (HMCH) sebagai Ketua Bidang Kerohanian. Selain itu sempat jadi pengurus BEM FPIPS. Buyoy mengenang saat kuliah memiliki 6 sahabat. Mereka melakukan berbagai kegiatan bersama termasuk kegiatan HMCH, BEM FPIPS, BEM UPI, atau kegiatan mengaji (halaqoh), bahkan mengikuti beberapa kali aksi demontrasi (aksi damai).


Selepas kuliah, mengawali karier sebagai guru di SDI Al Azhar Syifa Budi. Ceritanya ia melihat di papan pengumuman ada penerimaan guru di SDI Al Azhar Syifa Budi di depan fakultas FPIPS. Ia pun mengikuti tes di Bandung dan lulus. Selanjutnya test di Kemang Jakarta, dan dinyatakan diterima sebagai guru dan ditempatkan di SDI Al Azhar Syifa Budi Cibubur Cileungsi, Bogor pada tahun 2007 persis setelah lulus kuliah. 


Selanjutnya pindah tugas menjadi guru honorer di MTsN 2 Pangandaran mulai tahun 2011 sampai 2018. Saat disinilah ia pernah menjabat sebagai Ketua MGMP PPKn MTs Kabupaten Pangandaran Periode  2016-2018. Pada tahun 2018 mengikuti test CPNS di Kementerian Agama dan pada tanggal 3 maret 2019 resmi mengantongi SK CPNS dan ditempatkan di MTsN 1 Bogor sampai sekarang.


Prestasinya selama menjadi guru biasa-biasa saja. Nyaris belum ada prestasi yang membanggakan. Pengalaman yang sempat ditoreskan ketika ia menjabat sebagai Ketua MGMP PPKn Kab. Pangandaran pada periode 2016-2018.


Terkait profesi guru, Buyoy merasakan ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri ketika ia berhasil menaklukan/meluluhkan  siswa yang awalnya arogan menjadi siswa yang baik dan akhirnya bisa dekat dengan dirinya bahkan sampai mereka lulus.


Bahagia jika siswa suka dengan perhatian dan cara mendidik saya yang membuat mereka nyaman. Bagi saya menjadi guru bukan hanya sebagai profesi tapi juga sebuah panggilan jiwa,” ujarnya. 


Ia berhasil melahirkan sebuah buku dengan menulis artikel opini dengan judul "Kumpulan Artkel Opini Populer Untuk Indonesiaj" diterbitkan oleh Niaga Muda Press, Sumedang tahun 2022.

 

Suami Terpilih Jadi Kades

Saat Buyoy berprofesi sebagai guru, suaminya  terjun ke dunia pemerintahan desa sejak tahun 2013-2015 dengan menjadi anggota BPD. Pada tahun 2016 mengikuti tes penjaringan perangkat desa dan dinyatakan lulus. Suaminya pernah menjabat sebagai Kaur Perencanaan, kemudian beralih ke Kaur Kesejahteraan.


Sebenarnya sejak awal, sudah muncul aspirasi masyarakat yang mendorong suaminya
 untuk ikut dalam pencalonan kepala desa. Saat itu usulan masyarakat belum ditanggapi mengingat masih baru sebagai perangkat desa dan belum mempunyai pengalaman. Selain bertugas sebagai perangkat desa, suaminya  juga sebagai relawan Rumah Zakat Desa Cimerak dari tahun 2016-2022. Posisinya sebagai Kaur Kesejahteraan dan relawan Rumah Zakat inilah yang akhirnya banyak berinteraksi dengan masyarakat secara langsung di lapangan. Rupanya suami Buyoy semakin dikenal masyarakat dan yang terpenting mengetahui betul bagaimana kinerja suami sebagai pelayan masyarakat. Akhirnnya dukungan masyarakat menguat agar suaminya mencalonkan diri sebagai kepala desa.


“Alhamdulillah atas izin Allah dan adanya dukungan masyarakat yang besar, akhirnya suami terpilih jadi Kepala Desa dan dilantik secara resmi pada 23 Agustus 2022 lalu,” paparnya.

BUNDA LITERASI: Yoyoh Rohayati selaku Bunda Literasi Desa Cimerak meresmikan Ruang Baca 

Salah satu peran Buyoy saat ini sebagai Bunda Literasi Desa Cimerak. Dalam kapasitasnya itu pada tanggal 4 September 2022 lalu ia meresmikan Ruang Baca di Dusun Cilele, Desa Cimerak yang diinisiasi oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)  dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS).

Dukung Penuh MGMP Provinsi

Selama ini Buyoy termasuk guru PPKn yang aktif dalam mengikuti kegiatan yang digelar oleh MGMP PPKn MTs Provinsi. Baginya dukungan tersebut bukan tanpa alasan. Tujuannya untuk meningkatan kualitas dan profesionalisme guru di Jawa Barat, khususnya guru MTs.


“Semoga kedepannya MGMP PPKn MTs provinsi bisa mengadakan pelatihan pembelajaran digital berbasis TPACK atau berbasis AI, AR, dan VR untuk menyongsong kompetensi guru abad 21,” pungkas Yoyoh.

 

***

Lebih baru Lebih lama