Kumpulan Puisi Karya Hj. Eulis Sri Rosyidatul Badriyah

Oleh: Hj. Eulis Sri Rosyidatul Badriyah, M.Pd.I. | Guru PPKn MTs Al Huda Sadananya, Ciamis 



Do`a, Sayang,  dan Rindu[1]

 Melihat anak gadisku penuh dengan agenda kebaikan

Khawatirku sebagai ibu hilang perlahan

Hanya do`a yang terus dipanjatkan

Disetiap helaan nafas yang kuhirup perlahan-lahan

 

Tak terasa 29 hari sudah kita tak berjumpa muka

Maupun saling menyapa dalam kata

Tapi sayangku sebagai ibu tetap sama

Tak berubah seperti Ketika kita terakhir bersua dalam suka cita

 

Ketika rindu melanda hati dan jiwa

Bulir-bulir air mengalir deras bermuara dalam danau air mata

Rasa sesak didada pun begitu berat terasa

Tapi senyum pun tiba dari saudaramu yang selalu menyapa dikala duka

 

 

Luka & Kesempatan[2]

 

Aku tidak pernah menyangka

Akan ada rasa yang tumbuh luar biasa

Berawal dari sebuah komunikasi yang saling menguatkan diantara kita

Sampai akhirnya tak terasa kita saling mencinta

 

Awalnya aku ragu

Mampukah aku membantu

Karena luka yang telah aku pilih dimasa lalu

Kini jiwaku kembali menggebu

 

Mencoba mengobati luka lama

yang menghantui diri dan jiwa

hampir Sembilan tahun lamanya

sampai akhirnya, semua tidak menyangka kesempatan itu ada

 

Syukurku padamu Tuhan

Karena telah memberi jalan

Untuk bisa memperbaiki diri dalam setiap langkah kehidupan

Menebus sebuah pilihan yang menyisakan kekecewaan

 

Menang Kalah[3]

 

Wahai manusia dimanapun berada

Ingatlah!

Engkau tercipta Tuhan hidup dalam persaingan

Maka Menanglah secara bermartabat

Dan Kalah dengan terhormat

 

Kenapa?

Karena menang kalah adalah ujian kehidupan

Bukan tujuan yang harus ngotot diperjuangkan

Dengan menghalalkan segala cara

Yang berbenturan dengan norma-norma

 

Menanglah dengan rasa yang penuh tanggungjawab

Kalah dengan kebesaran jiwa

Yakinlah……

Itu semua taqdir terbaik dari Tuhan

Yang harus diterima dengan senyuman

 

  

Belaian Ibu[4]

 

Satu persatu aku peluk dan ciumi anak-anak ku

Dalam belaian hangat seorang ibu

Sebagai ungkapan sayang dan rasa rindu

Yang tak lapuk di hujan tak lekang dipanas setiap waktu

 

Ada do`a yang terus mengalir dalam setiap keadaan

Serta keridoan yang selalu dipanjatkan

Berharap keberkahan hidup anak-anaknya dapatkan

Dari Tuhan Sang Pemberi Kekuatan

 

Kebahagiaan anak-anaknya adalah prioritas hidupnya

Kesedihan anak-anaknya akan menjadi beban pikirnya

Berharap Bahagia selamanya tidak mungkin

Walaupun bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin

 

 

Mimpi Indah [5]

 

Mimpi indah, itulah pesan yang kau berikan

Dimalam yang kurindukan

Bersamamu menyapa bulan dan bintang

Jauh disana yang indah lagi tak terbilang

 

Mimpi itu terasa nyata, didepan pelupuk mata

Mimpi yang akan terus menguatkan ikatan kita

Dalam suka mau pun duka

Untuk tetap bersama, minimal dalam do`a

 

Mimpi itu Getarannya sampai ke jiwa

Menusuk dada menggelora

Membuat jendela mata menganga

Dan aku pun tersenyum Bahagia

 

  

Besok [6]

 

Besok, itulah kata yang kau ucap

Entah untuk sekedar aku berharap

Kamu datang menyapa dikala gelap

atau hanya sekedar air yang menguap

 

terserah, tak akan jadi pikir bagiku

karena aku

hanya sedang menikmati rasa yang Tuhan berikan

sebelum rasa ini diambil kembali atau dipindahkan

 

sesantai itukah aku?

Ya, memang harus begitu

Jika aku tidak mau terluka

Dan tetap setia dengan rasa yang ada

 

 

 

BBM[7]

 

BBM

Benar-benar mensejahterakan

Bagi mereka yang menjadi pemangku kebijakan

 

BBM

Benar-benar menyengsarakan

Bagi rakyat yang sedang kelaparan

 

BBM

Benar-benar membuat marah

para aktivis pejuang harapan

 

BBM

Benar-benar menyedihkan

Katanya tidak ingin menyengsarakan?

 

BBM

Baik-baiklah memimpin

Wahai para pimpinan

 

Karena hidup hanya sekali

Mari kita berbagi dan terus memberi

Yang terbaik bukan hanya untuk diri

Tapi kepentingan seisi negri yang kita cintai

 

PAPAH [8]

 

Wajahmu terlihat begitu Lelah

Menahan beban Amanah

Seorang istri dan anak-anak yang harus diberi nafkah

serta tanggungjawab lain yang bernilai ibadah

 

walaupun papah jarang dirumah

bukan berarti dia tidak peduli dengan keluarganya

justeru itulah kepeduliannya

yang dilantunkan dalam ayat-ayat cinta seorang papah

 

tanpa banyak kata, ataupun bertanya

papah slalu mencoba memenuhi kebutuhan keluarga

dengan hati yang riang lagi suka

biar keluarga merasa Bahagia

 

sehat slalu papah

Panjang umur lagi berkah

Tetap istiqomah dalam ibadah

Sebagai bekal kembali kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah

 

 

 

PALU[9]

 

Aku ingin sekali pergi ke Palu

Bertemu teman-teman lamaku

Dalam forum lima tahunan almamaterku

Hijau hitam kebanggaan aku dan kamu

 

Ada harapan lain aku ingin pergi ke Palu

Yakni bertemu kamu

Yang pernah memanggil aku ibu

Yang perhatiannya melebihi ibu yang melahirkanmu tuturmu

 

Kini celengan rinduku

Semakin bertumbuh dalam kalbu

Harapku bukan hanya di Palu

Kita bertemu sebagai anak dan ibu

 

  

Rindu [10]

 

Jum`at malam sabtu

Rinduku padamu kembali bersemayam didalam kalbu

Setelah beberapa hari lalu

Rindu itu menghilang dariku

 

Tak terasa Tetesan air mata jatuh tak tertahan

Menyusuri setiap lekukan

Permukaan wajah yang jarang mendapat polesan

Disebabkan aktivitas rumah yang cukup dengan dasteran

 

Ku aktifkan kembali hand phone ku

Ku lihat beberapa pesan masuk dilayar ponselku

Gayung bersambut kata menjawab pikirku

Dan aku yakin rindu itu bukan hanya milikku

 

 

Perjalanan Rasa [11]

Pujianmu menguatkanku

Dikala aku terpuruk malu

Sederet jabatan dan pengalamanku

Merasa tidak begitu perlu

 

Kedatanganmu pasca pemilu

Membuat aku merasa dihargai

sebagai orang yang pernah menjadi benalu

dalam organisasi yang kita cintai

 

Sakitmu membuat aku takut dan khawatir, luka lama akan kembali menganga

Sakitmu membuat aku ingin sering bertemu dalam kata maupun tatap muka

Sakitmu membuat aku rindu dari waktu ke waktu

Sakitmu membuat aku tak berpaling darimu

 

Tak terasa sayangku padamu terus bertumbuh tanpa ragu

Rasa seorang senior ke junior

Rasa seorang kakak terhadap adik

Sampai akhirnya rasa seorang ibu terhadap anaknya

 

Kini kamu sudah sehat

Lagi mampu berlari cepat bagaikan kilat

Sehingga membuatku tersadar

Dan berharap perjalanan rasa ini tidak akan pernah pudar

 

 

Cinta Ibu[12]

 

Dusta! Jika seorang ibu tidak berharap bertemu anaknya

Kenapa?

Karena Orang bilang cinta seorang ibu sepanjang masa

Walaupun belum tentu cinta anaknya sepenuh jiwa

 

Disetiap kondisi apapun yang dirasakan anaknya

Do`a ibu akan slalu menyertainya

Sebagai bentuk syukur atas rasa cinta

Yang Tuhan hujamkan kedalam dadanya

 

Tuhan, cinta ini tidak mudah sama sekali

Ingin rasanya aku mendampingi

Disetiap momen yang dilalui

Anak-anak kami dalam berjuang dan mengabdi

 

 

Izin Mu [13]

 

Tuhan, izinkanlah aku bertemu putriku

Yang slalu aku rindu disetiap waktu

Sebelum dia berlalu

Dengan segudang aktivitasnya yang bermutu

 

Aku yakin disetiap keputusan Mu

Itu yang terbaik bagiku dan putriku

Aku hanya sedang merindu

Dan mencoba menunaikan janjiku di waktu lalu

 

Jika Tuhan menghendaki kita bertemu wahai putriku

Bahagianya aku sebagai orang yang kau panggil ibu

Karena kecewamu dan aku

Tak jadi bertemu dikahir bulan lalu

Kini terobati dengan Izin Mu

 

 

Tidak Berharap Balas [14]

 

Move on, itulah kata yang pantas

Untuk mengawali produktivitas

Dibulan yang padat aktivitas

Yang tak terbatas

Dengan makna yang luas

Untuk tidak berharap balas

Dari orang-orang yang tidak jelas

Biar tidak membekas

Didalam hati yang ikhlas 

 

Demi Janji yang pernah terucap [15]

 

Cinta itu memberi apa yang membuatnya bahagia

Cinta itu menerima apa adanya

Cinta itu seharusnya tidak meninggalkan luka apa lagi cuka

Karena cinta melahirkan warna serta rasa

 

Cinta datangnya tiba-tiba

Begitupun perginya kadang tak disangka-sangka

Itulah permainan sang pencipta

Agar kita tetap bersujud dan berdo`a hanya kepada Nya

 

Meni`mati rasa yang Tuhan berikan sudah

Ikhtiar pun tak pernah lelah

Tapi kalau tangan sudah bertepuk sebelah

Mana mungkin irama itu akan terdengar indah

 

Kini aku serahkan semuanya

Kepada pemilik rasa

Apakah aku pantas ada untuknya

Bertahan, demi janji yang pernah terucap kepadanya 

 

Cinta Orang Tua[16]

 

Cinta orang tua itu datangnya dari jiwa

Cintanya tidak akan berubah karena sikap dan prilaku anaknya

Kadang terlihat oleh kasat mata bagaimana dia mencinta

Dan tak jarang seperti acuh tanpa kata

 

Cintanya berbalas seperti Isa putra Maryam

Maupun seperti Kan`an putra Nuh

Kasih sayang mereka tetap sama

Seperti Abi Thalib pada Muhammad

Maupun Asiyah pada Musa

 

Bahagialah mereka

Yang memiliki orang tua penuh cinta

Tanpa banyak meminta

Sudah mengerti dan memahami karena ikatan do`a

 

 

Inginku[17]

 

ajakan pertama aku menolaknya

karena hati masih ragu

untuk sekedar meninggalkan buah hati sesaat

dan pergi ke Baitullah untuk mengunjungi Mu

Padahal aku tau

Dia pun hanyalah titipan Mu bagiku

Sampai akhirnya nalarku berkata

Ada yang lebih pantas dariku

Untuk bisa mengunjungi Mu

Yakni keponakanku

Yang kesetiaanya tidak pernah ragu

Menjadi hodimul ma`had yang ayah kami wariskan

Terlebih dia juga adalah menantu

Serta masih putra dari tetua ditempat kami berada

Maka, aku pun bersyukur dan bersujud

Karena Tuhan  merestui apa yang menjadi inginku

 

 

Muhammad Al-Fatih I am Coming [18]

 

Wasilahnya teteh iparku

Kembali mengajakku

Mengunjungi Mu di rumah Mu

Dibulan ini, tepatnya di tanggal 21

Aku pun sudah siap lahir bathin memenuhi panggilan Mu

Labbaikalloohumma labbaiik

Labbaikalaa syariikala kala baik

Innal hamda wanni`mata laka wal mulk

Laa syariikalak

 

Qodarullah, suamiku terkasih

Mengajak kembali mengunjungi Mu untuk yang ketiga kalinya

Bahkan, akan membawaku ke salah satu tempat impianku

Yakni Turki, dimana salah satu tokoh idolaku

Pemuda pemberani, yang slalu yakin dengan hadist Nabi

Akan berhasil menaklukan kota Konstantinopel

Pusat urban terbesar dan terkaya di Mediterania Timur

Pada masa Kekaisaran Romawi

 

Sulthan Muhammad Alfatih

Aku, suami, dan putra sulungku

Akan datang dengan izin Allah SWT

Menapaki selangkah demi selangkah ziarah ke sejarah

Sampai akhirnya semua kota-kota peradaban Islam di Dunia

Bisa aku kunjungi dengan rizki yang tak pernah disnagka-sangka   



[1] Ba`da magrib di Lembur Cipeuteuy, jum`at 2 September 2022

[2] Ba`da ngawuruk subuh di pondok pesantren alhuda sadananya, sabtu 3 September 2022

[3] Di pagi hari yang cerah pada kampus STAIMACIS, sabtu 3 September 2022

[4] Ba`da sholat malam di hari ahad, 4 September 2022

[5] MTs Al-Huda Sadananya, Rabu 7 September 2022

[6] Bada Jum`at, 9 September 2022

[7] Bada subuh, Rabu 14 September 2022

[8] Kamis Siang, 15 September 2022

[9]Kamis Sore, 15 September 2022

[10] Subuh di hari minggu, 18 september 2022

[11] Malam selasa, 19 September 2022

[12] Jum`at malam, 7 Oktober 2022

[13] Sabtu, 8 Oktober 2022

[14] Rabu di waktu subuh, 2 November 2022

[15] Rabu tengah malam, 2 November 2022

[16] Dini hari, Minggu 6 November 2022

[17] Dihari yang sama, ba`da sholat malam.

[18] Jam 03.00 wib minggu 6 November 2022

Lebih baru Lebih lama