Oleh: Hj. Eulis Sri Rosyidatul Badriyah, M.Pd.I. | Guru PPKn MTs Al Huda Sadananya, Ciamis
PALU[1]
Aku ingin sekali pergi ke Palu
Bertemu teman-teman lamaku
Dalam forum lima tahunan almamaterku
Hijau hitam kebanggaan aku dan kamu
Ada harapan lain aku ingin pergi ke Palu
Yakni bertemu kamu
Yang pernah memanggil aku ibu
Yang perhatiannya melebihi ibu yang melahirkanmu tuturmu
Kini celengan rinduku
Semakin bertumbuh dalam kalbu
Harapku bukan hanya di Palu
Kita bertemu sebagai anak dan ibu
Dinamika
Musyawarah Nasional[2]
Aku Lelah sejak sebelum, selama dan setelahnya
Karena Tujuanku pergi kesana
Tersurat dengan jelas dalam puisi sebelumnya
“Palu” itulah judulnya
Izin yang Panjang dari pemangku kebijakan diinternal
keluarga
Tiket keberangkatan dan kepulangan yang harus diikhtiarkan
Administrasi yang melelahkan
Kekanak-kanakan, manja, pengadu, penekanan sampai
pertengkaran
Yang membuat hati ini terus beristigfar
Lelah dengan semua keadaan
Berbagai tuduhan datang menghujam
Caliweralah, serakahlah, menjual organisasilah,
ikut campur urusan MD dan MW lah
salahkan terus dan terus salahkan
biar hati, pikiran, jiwa dan badan ini menjadi kuat dengan
sendirinya
kadang niatan baik dan tulus itu belum tentu diterima
positive
padahal, aku hanya membantu apa yang kawan-kawan butuhkan
karena kalau memikirkan diri sendiri tentu saya sudah
selesai
dengan semua akomodasi yang aku dapatkan
tinggal fokus bermusyawarah, meni`mati dinamika forum dan
sedikit refreshing tentunya
andai saja aku tidak punya rasa kepedulian
munas ini akan memberikan aku kenangan kenyamanan
Munas Medan VS
Munas Palu[3]
Ada cerita disetiap perhelatan munas
Yang tentu akan berbeda tiap orang
Bagiku, medan adalah munas pertama
Tujuanku hadir untuk menimba ilmu
agar ibu pengkaderan terlembagakan secara formal
jalanya mulus sejak sebelum, selama dan sesudahnya
karena tidak pernah diribetkan dengan tiket, administrasi
dan gerombolan tidak jelas kesana kemari untuk bertemu para
kandidat
hanya satu kenangan pahitnya,
tidak ada pelayanan tamu yang istimewa dari pihak panitia
sebagaimana halnya munas Palu
jujur, aku sangat meni`mati munas medan
reuni yang hangat dengan kawan, kader, dan senior
tidak ada orang-orang yang cari muka
tidak ada penekanan, pertengkaran, tuduhan, kemunafikan,
tangisan kekesalan
yang ada kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan,
kebahagiaan, tawa dan ketulusan
itulah yang mungkin MDF Subang, MDF Cirebon dan MDF Sumedang
rasakan di Munas Palu
sebagaimana halnya aku dulu di Munas Medan
andai saja waktu bisa diputar
ingin rasanya aku kembali ke munas medan
tapi itu tidak mungkin
ni`mati saja semuanya, yakin ada hikmah yang luar biasa
yang akan aku dapatkan, semoga!
Kemanakah MDF
Ciamis Memilih?[4]
Sejak sebelum berangkat ke Munas
sudah saya sampaikan kepada penerima mandate
Kita akan pilih 4 kandidat
dan satu lagi menunggu intruksi senior yang memfasilitasi penerima
mandate
dua nama adalah sahabat kakak saya
satu nama adalah senior sahabat saya
satu nama adalah teman sahabat saya
sampai akhirnya munculah nama kelima yang diminta sang
fasilitator
nama-nama kandidat yang akan dipilihpun berubah-ubah
itulah dinamikanya berpolitik
karena banyaknya tekanan dan pesanan
Bagi kaum yang tidak merdeka dan haus harta rampasan
Andai saja fokus seperti MDF Subang
Sudah jelas siapa yang mengamankan dia
Dan tinggal Amanah dan saling menjaga
Maka ketenangan akan cukup dia rasakan dari sejak berangkat
sampai kembali pulang
Kandidat yang dipilih pun tidak pernah berubah dan tetap
konsisten
Tapi kalau ketua umum saja kebijakanya tidak engkau hargai
Bahkan selalu menyulut emosi, Apalah daya ini?
Nasi pun sudah menjadi bubur, Dan sudah pula dihidangkan
Maka daripada kelaparan yang mengakibatkan angkara murka
yang lebih besar
Mengalah dan memaafkan adalah bagian dari kelapangan jiwa
Sang Pembesar
Mari Move on
Sayang, Jalan Kita Masih Panjang[5]
Memilih karena persaudaraan dan rasa kekeluargaan
Memilih karena persahabatan dan pertemanan
Bukan karena seberapa besar kita dapatkan uang
Karena kita memilih esensinya untuk perbaikan organisasi
kedepan
Pilihan orang-orang tentu tidak sama
Semuanya punya alasan tersendiri
Baik secara pribadi maupun organisasi
Maka sejatinya kita harus saling menghargai
Setiap orang punya masa lalu kelam
Karena setiap orang adalah insan pelupa dan penuh dosa
Tuhan saja Maha Pema`af dan selalu memberikan kesempatan
taubat
Kenapa tidak kita juga begitu
Jalan kita masih Panjang
Organisasi ini butuh orang-orang yang bisa mempertahankan
kebesaranya
Bukan hanya dengan ide-ide brilianya
Tapi juga dengan tenaga dan hartanya
Jangan sampai orang-orang yang masuk didalamnya
Adalah orang-orang yang mengambil manfaat Untuk kepentingan
diri pribadinya
Mari kita move on dari
munas sayang
Karena kehidupan kita sesungguhnya di daerah
Begitu berat dan berliku serta jalanya lebih Panjang
Dibandingkan munas yang hanya sejengkal
Haruskah Aku
Akhiri Semua Pengabdian ini???[6]
Jari ini pernah terpleset tanpa sadar
Sampai menumpahkan luka pada Sebagian orang yang kurang
sabar
Membuat mereka marah dan mengingatkan
Bahwa apa yang telah aku lakukan katanya kurang ajar
Akupun datang kepada mereka
Meminta maaf atas luka yang ku torehkan tidak sengaja
Air mata penyesalan begitu mengalir deras tak terasa
Lembabnya mata membuat aku pakai kacamata hitam seperti kuda
Sampai akhirnya kita pun ketawa dan berkumpul bersama
seperti sedia kala
Jujur…. Aku merasa punya orang tua yang begitu bijaksana
Penuh maaf, pengertian dan toleran
Sampai akhirnya kita bertemu dimalam itu
Dan semua citra positive itu kini hilang perlahan
Katanya tidak suka dengan ancaman
Tapi kini kau mengajarkan aku bagaimana mengancam
Katanya harus memiliki kepedulian
Nyatanya kamu bilang urus saja MDF mu sendiri
Bukankah kita harus saling menguatkan?
Bukankah kita sudah saling kolaborasi?
Bukankah kita sudah biasa saling mengingatkan dan
menasehati?
Atau sudah tidak perlukah itu semua?
Tidak ada niatan sedikitpun ikut campur urusan MDF lain
Apalagi urusan MWF yang sekupnya lebih luas
Aku hanya peduli…… just it!
Tapi lagi-lagi kepedulianku disalah artikan
Aku hancur
Tanganku gemetar
Badanku lunglai
Haruskah aku akhiri semua pengabdian ini???
Walaupun aku tahu
masih banyak teman-temanku yang mendukungku disana
[1]Kamis
Sore, 15 September 2022
[2]
Kamis, 1 Desember 2022, sembari mengawas PAS di MTs Al-Huda Sadananya, pukul
8.22 wib
[3]
MTs Al-Huda Sadananya, Kamis 1 Desember 2022 pukul 8.45 Wib
[4]
Ditempat dan hari yang sama, pukul 9.07 Wib
[5]
Jeda istirahat PAS MTs Al-Huda Sadananya, dihari dan tanggal yang sama, Pukul
9.33 WIB
[6]
Bada ashar, qobla “ngawuruk” di Ponpes Al-Huda Sadananya, kamis 1 Desember 2022