Belajar Arti Kerja Keras dari Pak Didi

Oleh: Deni Kurniawan As'ari | Guru PPKn MTs Negeri Kota Cimahi


Pak Didi saat menunaikan tugas mengangkut sampah 

Usianya tak lagi muda. Bahkan boleh dikata sudah lanjut usia. Ya, Pak Didi lahir di Cimahi, pada 10 Mei 1943. Itu artinya saat ini Pak Didi akan genap berusia 80 tahun. Pak Didi sosok petugas kebersihan di MTsN Kota Cimahi.

Di usianya sekarang Pak Didi tetap bekerja. Bahkan pengamatan saya beliau memiliki semangat kerja yang luar biasa. Kerja keras seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya. Sepuluh tahun ini dengan tak kenal lelah, Pak Didi dalam sehari dua balikan membawa sampah dari MTs Negeri Kota Cimahi. Ia mulai memunguti sampah pukul 10.00 sampai pukul 16.00 WIB.

Capek iya, terlebih usianya sudah mencapai 80 tahun. Namun komitmen untuk terus bekerja dan rasa tanggungjawabnya pada keluarga menjadikan Pak Didi sosok pekerja keras. Ia memiliki 5 anak (tiga lulus SMA dan dua lulus MTs).

"Saya bangun pukul 04.00 dini hari sebelum adzan berkumandang. Selepas sholat saya ke dapur untuk membantu pekerjaan isteri. Biasanya saya ikut cuci piring, nyuci, bersih-bersih rumah dan sebagainya, " ujarnya.

Pak Didi bercerita waktu dulu ia penggali pasir di daerah Ciseupan. Hasilnya lumayan untuk menafkahi keluarga. Mengingat habis galian pasirnya maka pindah kerja. "Enaknya saat bekerja gali pasir lumayan dapat uang banyak," terangnya. Kini penghasilannya tak sebesar dulu. Namun ia tetap bersyukur sampai sekarang masih tetap bisa bekerja dan mendapat rezeki.

Pak Didi berpesan jadi orang jangan malas. "Kita harus giat bekerja. Selain buang sampah saya juga membersihkan makam dan tower. Setiap hari bantu-bantu isteri di rumah untuk cuci piring dan lainnya. Pokoknya jangan ikuti rasa malas, " ungkapnya sembari tersenyum.

****

Lebih baru Lebih lama