Oleh: Badrudin | Guru PPKn di MTs Negeri 3 Bogor
www.mgmpppknmtsjabar.or.id, BOGOR | Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) baik sebagai pembina maupun sebagai penyelenggara pendidikan madrasah terus berupaya meningkatkan eksistensi madrasah di tengah masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat motto atau tagline madrasah yang saat ini berbunyi Madrasah Mandiri Berprestasi.
“Madrasah Mandiri Berprestasi adalah semacam motto atau
slogan yang sedang saya usung. Anak-anak zaman now menyebutnya tagline. Istilah
tagline memang lebih terkenal di dunia pemasaran dan promosi. Namun, tidak
salah juga bila “Madrasah Mandiri Berprestasi” disebut sebagai tagline. Toh, memang
tujuannya untuk memasarkan dan mempromosikan madrasah. Tagline Mandiri
Berprestasi ini sengaja saya usung untuk mengembangkan Pendidikan madrasah
sebagai bentuk penerapan transformasi layanan umat dibidang Pendidikan Islam
baik ditingkat dasar (Raudhatul Athfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI),
tingkat menengah (Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun tingkat atas (Madrasah
Aliyah (MA). Dan tagline tersebut, saya memimpikan madrasah yang mandiri dan
memiliki banyak prestasi.” Ungkap Prof. Dr. Isom, M.Ag. (Direktur Kurikulum,
Sarana, Kelembagaan, dan Kepeserta didikan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia).
Makna madrasah mandiri berprestasi salah satunya dapat kita
lihat dalam video yang diunggah oleh akun Youtube Al Amin Center yang
berjudul Madrasah Mandiri Berprestasi menyebutkan bahwa kemandirian madrasah
setidaknya tercermin dalam kemandirian belajar mengajar, kemandirian evaluasi
pembelajaran, dan kemandirian finansial.
Yang
dimaksud mandiri dalam tagline madrasah mandiri berprestasi adalah peserta didik harus mampu mengetahui, mengenali diri
sendiri yang kemudian mampu mengembangkan dirinya. Dengan derasnya arus
informasi sebagai akibat dari perkembangan teknologi, akan mengantarkan peserta
didik semakin mudah dan cepat untuk belajar antara lain mengumpulkan informasi
dan data, mencoba-coba (trial and error) dalam banyak hal.
Tetapi perlu diingat bahwa kemandirian belajar
peserta didik harus tetap dijaga dan didampingi agar lebih terarah dan bermanfaat
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan peserta didik. Oleh sebab itu, dalam
kondisi seperti ini, guru harus menjadi fasilitator dan motivator. Peserta
didik tetap membutuhkan guru dan teman untuk membagi dan mendiskusikan
masalahnya. Artinya, jika peserta didik memiliki sebuah masalah, ia bisa
menceritakan ke orang lain untuk membantu mengklarifikasi masalah tersebut dan
kemudian mengambil kesimpulan untuk bertindak.
Sebagai contoh kemandirian madrasah antara lain ketika kepala madrasah pertama kali diangkat menjadi kepala madrasah dia harus mengenali dirinya dan lingkungannya untuk kemudian mampu mengembangkan lembaga yang dipimpinnya kearah yang lebih baik. Wakil Kepala Madrasah Bidang Akademik harus mampu mandiri dalam mengembangkan kurikulum. Ada berbagai kurikulum yang bisa dikembangkan, seperti kurikulum prototype, kurikulum responsif gender, kurikulum ramah anak, kurikulum anti-korupsi, kurikulum anti-kekerasan seksual dan sebagainya. Pada akhirnya hasil yang didapatkan dari madrasah mandiri adalah berdikari, mampu mengembangkan diri dengan berkolaborasi. Dengan demikian kemandirian madrasah sebenarnya sangat sejalan dengan pengembangan kurikulum merdeka yang saat ini sudah dilaksanakan di beberapa madrasah dan sedang dipersiapkan dalam pelaksanaannya di setiap madrasah baik di Raudhatul Athfal (RA), Madrasai Ibtidaiyah, (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
Kurikulum merdeka adalah
metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar
dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang
dimilikinya. Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran
intrakurikuler yang beragam. Di mana konten akan lebih optimal agar peserta
didik mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Nantinya, guru memiliki kekuasaan untuk memilih berbagai perangkat
ajar sehingga pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat
peserta didik.
Kembali
merujuk kepada penjelasan Madrasah Mandiri Berprestasi yang diunggah dalam
video Youtube tersebut. Prestasi yang diharapkan dari madrasah antara lain
adalah prestasi peserta didik dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Madrasah berprestasi merupakan turunan dari konsep madrasah bermartabat.
Artinya, salah satu indikator madrasah yang bermartabat adalah terwujudnya
prestasi-prestasi yang diraih oleh sebuah madrasah di berbagai bidang.
Kata ‘”prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”
yang berarti hasil usaha. Dalam hal ini yang dimaksud adalah hasil usaha dari
kemandirian dan kinerja yang membanggakan. Oleh karena itu, mandiri maupun
prestasi harus menjadi ruh dalam setiap agenda-agenda kemadrasahan. Kepala
madrasah, guru madrasah, tenaga kependidikan madrasah dan peserta didik
madrasah harus memiliki target prestasi yang harus diraih baik ditingkat lokal,
nasional maupun internasional. Prestasi adalah materi promosi yang paling
efisien dan efektif dalam mengangkat citra dan nama madrasah.
Target prestasi
kepala madrasah misalnya menjadi kepala madrasah teladan. Prestasi guru
madrasah misalnya aktif dalam mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan,
seminar, workshop, memiliki karya tulis ilmiah, menjadi guru teladan, dan
lain-lain yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Prestasi peserta
didik misalnya menjuarai berbagai lomba atau kejuaraan baik dibidang akademik
maupun non akademik (American Mathematics Competition (AMC), International
Mathematics Assessment for School (IMAS), Lulus Seleksi Nasional Peserta Didik
Baru (SNPDB) Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC), Madrasah Aliyah
Negeri Program Keagamaan (MAN PK), Madrasah Aliyah Kejuruan Negeri (MAKN),
Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Madrasah Robotics Competition (MRC), Madrasah Young Researchers Super Camp (MYRES),
Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA), Pramuka, Pencaksilat,
Marchingband, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain) yang tentu saja prestasi yang
diraih tersebut harus dibarengi dengan karakter yang baik atau akhlakul karimah.
Prestasi madrasah misalnya menjadi madrasah terbersih atau madrasah adiwiyata,
dan lain-lain yang kesemuanya bermanfaat dalam mewujudkan madrasah sebagai
pilihan pertama dan utama bagi orangtua untuk menyekolahkan putera/puterinya.
Dari uraian di atas, tagline Madrasah Mandiri
Berprestasi tentu tidak bertentangan bahkan
sangat sejalan, mendukung, menguatkan dan memperjelas tagline Merdeka Belajar
dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia
(Kemendikbudristek RI). Dalam pelaksanaan tagline Madrasah Mandiri Berprestasi memiliki
beberapa cakupan masing-masing.
Cakupan mandiri dalam tagline Madrasah
Mandiri Berprestasi adalah:
1. Mandiri dalam belajar.
2. Mandiri dalam hidup.
3. Mandiri dalam berpikir.
4. Mandiri dalam berpendapat.
5. Mandiri dalam berkreasi.
6. Mandiri dalam berinovasi.
7. Mandiri berkepercayaan diri yang kuat (confidence).
Sedangkan cakupan berprestasi dalam tagline
Madrasah Mandiri Berprestasi adalah:
1. Berprestasi dalam belajar.
2. Berprestasi dalam hidup.
3. Berprestasi dalam berkarya.
4. Berprestasi dalam berinovasi.
5. Berprestasi dalam akademik.
6. Berprestasi dalam afektif/karakter.
7. Berprestasi dalam psikomotorik/skill/ketrampilan.
8. Berprestasi berkompetisi dalam kebaikan.
Untuk mewujudkan Madrasah Mandiri
Berprestasi, cakupan-cakupan di atas harus diterjemahkan pada tataran
implementatif di setiap bagian-bagian pelaksanaan pembelajaran dan manajemen
pengelolaan madrasah.
Semoga bermanfaat.