Oleh: Badrudin | Guru PPKn di MTs Negeri 3 Bogor
Foto Pembukaan LDKS OSIS MTs
Negeri 3 Bogor
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits
diatas kita dapat meyakini bahwa kita semua sebagai manusia ditakdirkan oleh
Allah SWT sebagai pemimpin, tidak terkecuali bagi siswa. Namun, terkadang masih
banyak siswa yang tidak menyadari hal tersebut dikarenakan masih belum mengerti
apa arti pemimpin maupun kepemimpinan.
Pemimpin dan kepemimpinan sebenarnya merupakan suatu
kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Seperti organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai
pemimpin dan kepemimpinan. Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin
adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi
maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang
lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Upaya yang dapat
dilakukan agar siswa mengerti dan memahami tentang kepemimpinan adalah dengan
mengadakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau yang sering kita
kenal dengan LDKS, yaitu sebuah pelatihan
dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini
biasanya diberikan kepada calon Pengurus OSIS baru,
baik untuk tingkat Sekolah
Menengah Pertama maupun Sekolah
Menengah Atas (Wikipedia).
Dasar pelaksanaan LDKS antara lain Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Pembinaan Prestasi Peserta
Didik, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan.
Tujuan
dilaksanakannya LDKS antara lain:
1. Melatih dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan siswa.
2. Membentuk kedisiplinan siswa.
3. Siswa memiliki keterampilan dan pemahaman tentang organisasi.
4. Siswa erperan aktif membangun sekolah/madrasah.
Dikutip dari buku Ringan Tapi Berisi karya
Priyandono (2015), substansi LDKS adalah memberikan bekal kognitif, afektif,
dan psikomotorik bagi siswa. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa dapat menguasai teori
kepemimpinan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Substansi
LDKS didapatkan dari aktivitas yang dilakukan selama kegiatan. Misalnya
pemaparan teori yang melatih aspek kognitif, kegiatan praktik yang melatih
aspek psikomotorik, dan outbond yang melatih aspek afektif. Semua
itu dikemas dalam satu kegiatan yang diatur berdasarkan jadwal kegiatan yang
telah disusun sedemikian rupa.
Adapun manfaat yang didapatkan dari kegiatan LDKS
antara lain:
1. Membangun kesadaran
diri.
Dengan kesadaran
diri, siswa mengetahui bahwa setiap diri harus mampu memimpin diri terlebih
dahulu sebelum ia menjadi pemimpin untuk orang lain dan organisasi.
2. Berfikir positif.
Siswa harus mampu berpikir positif
terhadap dirinya sendiri, disiplin dalam segala hal, antusias dan senantiasa
sportif dalam berbagai kondisi apapun, sehingga siswa memiliki sikap optimis
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
3. Membentuk tim.
Dengan
belajar keterampilan untuk membangun tim, para siswa akan mengetahui dan
mempraktikan bahwa seorang pemimpin harus mampu untuk menetapkan tujuan
tertentu dan memberikan arah tertentu dalam melaksanakan tujuan yang ingin
dicapai serta siswa memiliki
keterampilan mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain.
4. Memanfaatkan sumber
daya.
Masukan dalam
posisi kepemimpinan, seorang siswa dapat dengan cepat mempelajari cara
menemukan dan menggunakan sumber daya yang dimiliki baik yang ada pada dirinya
maupun yang ada dilingkungan sekitarnya seperti guru, kepala sekolah/madrasah
untuk membantu mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Percaya diri.
LDKS menjadi kegiatan yang tepat untuk melatih dan
menumbuhkan rasa percaya diri antara lain dengan menyampaikan presentasi atau
berbicara di depan orang banyak. Selain itu siswa dilatih untuk berkomunikasi dengan berbagai individu, keuntungan dalam
kepercayaan diri yaitu untuk belajar ketegasan, belajar untuk mengatakan
“tidak” bila diperlukan, belajar bertekun dalam menghadapi kesulitan semua
keterampilan yang menambah kepercayaan diri seseorang. Seringkali, kemauan
untuk mengambil risiko dalam posisi naik karena kepercayaan pemimpin siswa
dalam dirinya meningkat.
6. Mampu memprioritaskan.
Siswa dalam posisi
kepemimpinan belajar dengan cepat bahwa mereka harus memprioritaskan kegiatan dalam
situasi apapun. Belajar bagaimana melakukan suatu hal yang bersifat positif.
7. Belajar menyelesaikan
masalah.
LDKS yang umum dilakukan untuk para calon pengurus
OSIS salah satunya bermanfaat untuk melatih bagaimana cara menyelesaikan permasalahan
dengan tepat. Fasilitator LDKS akan memberikan berbagai permainan yang
sebenarnya bertujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah yang ada. Siswa dituntut
untuk berpikir bagaimana caranya bisa memenangkan atau menyelesaikan permainan
baik secara mandiri maupun berkelompok dengan teman lainnya. Di kehidupan nyata
permasalahan seperti di dalam permainan tersebut bisa saja dihadapi atau ditemui
sehingga siswa menjadi lebih tahu bagaimana cara menyelesaikannya.
8. Mengasah kemampuan
berorganisasi.
Setelah siswa lulus sekolah dan saat bekerja nanti
siswa harus berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain sehingga diperlukan
kemampuan berorganisasi yang baik agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Ketika sudah bekerja nanti siswa akan bergabung dengan sebuah organisasi yang
bernama perusahaan. Melalui LDKS siswa sudah belajar bagaimana nanti harus
bekerjasama di dalam organisasi bernama perusahaan tersebut.
9. Memupuk sifat
kepemimpinan.
Salah satu manfaat dari LDKS bagi para siswa adalah
untuk memupuk sifat dan jiwa kepemimpinan. Siswa yang saat ini masih berstatus
sebagai pelajar akan menjadi generasi penerus dan pemimpin-pemimpin dalam 10
atau 20 tahun ke depan. Tantangan di masa depan tidak akan menjadi semakin
mudah namun semakin berat sehingga diperlukan seorang pemimpin yang tangguh dan
kuat. Agar bisa menemukan pemimpin yang tangguh dan sesuai dengan
kualifikasi diperlukan seleksi yang cukup ketat. Seleksi tersebut bisa dibuat
ataupun terjadi secara natural yang disebut sebagai seleksi alam. Siswa yang
sudah mengikuti LDKS saat masih sekolah memiliki peluang yang lebih besar
tampil sebagai pemimpin masa depan.
10. Sarana pengembangan
diri.
Melalui materi-materi yang diberikan dalam LDKS siswa
dapat menemukan apa kelebihan yang dimiliki sehingga bisa dioptimalkan sejak
dini. Kelebihan dan potensi diri yang dikembangkan sejak awal bisa menjadi
bekal kesuksesan siswa di masa depan. Apalagi melalui LDKS siswa juga dilatih
untuk berpikir dan memecahkan masalah yang akan melengkapi potensi dalam diri siswa
nantinya.
Agar pelaksanaan LDKS dapat berjalan dengan baik
dan lancar sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud, maka dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga/instansi/institusi
lain, misalnya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai institusi yang paling dipercaya masyarakat saat
ini menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Minggu, 9
Januari 2022. Tercatat, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TNI
sebesar 92,2%, lebih tinggi dibandingkan institusi lainnya sehingga ketika madrasah
bekerjasama dengan TNI dalam pelaksanaan LDKS diharapkan akan mampu menciptakan
pemimpin-pemimpin yang handal dan kuat dimasa yang akan datang.
Semoga bermanfaat.