PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN

 Oleh: Badrudin | Guru PPKn di MTs Negeri 3 Bogor



 

Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan formal berciri khas Islam dibawah pembinaan Kementerian Agama dalam pengembangannya harus senantiasa menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat termasuk didalamnya tentang pengembangan kurikulum Pendidikan, sehingga pada akhirnya madrasah dipercaya oleh masyarakat sebagai Lembaga Pendidikan pilihan pertama dan utama untuk menyekolahkan putera/puterinya di madrasah.


Kurikulum madrasah mengemban dua amanat besar, yaitu membekali peserta didik terkait dengan kompetensi, sikap dan keterampilan hidup agar bisa menghadapi tantangan di zamannya dan juga mewariskan karakter budaya serta nilai-nilai luhur kepada generasi penerus bangsa agar peran generasi kelak tidak terlepas dari akar budaya, nilai agama dan nilai luhur bangsa. Untuk menjalankan dua amanat besar tersebut, maka kurikulum harus selalu dinamis berkembang untuk menjawab tuntutan zaman diantaranya tuntutan untu menyesuaikan diri dengan perubahan didunia yang semakin modern dan berkembangnya ekonomi global.

 

Perkembangan yang terjadi di dunia modern dan ekonomi global saat ini dirasakan tidak lagi memberikan penghargaan besar terhadap seseorang karena pengetahuanannya, sebab teknologi telah menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan demikian Kurikulum Madrasah tidak boleh hanya fokus kepada pengetahuan apa yang harus dikuasai peserta didik, akan tetapi lebih penting lagi adalah membekali peserta didik dengan kompetensi, sikap, keterampilan hidup (life skills), dan cara berpikir-bersikap untuk mengantisipasi dan menyikapi situasi yang selalu berubah. Sebagai upaya untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada madrasah yang akan memandu memberikan pilihan-pilihan dalam pembentukan karakter, menumbuhkan keberanian berpikir kritis, kreatif dan inovatif bagi peserta didik.

 

Selain itu, nilai-nilai agama sebagai ruh madrasah harus ditanamkan secara terintegrasi sejalan dengan implementasi kurikulum merdeka itu sendiri. Dengan demikian, nilai religiusitas mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seluruh warga madrasah dalam menjalankan praksis dan kebijakan pendidikan. Nilai-nilai yang dimaksud adalah Nilai Rahmatan lil Alamin merupakan prinsip-prinsip sikap dan cara pandang peserta didik sebagai pelajar dalam mengamalkan agama agar pola keberagamaan dalam konteks berbangsa dan bernegara berjalan semestinya sehingga kemaslahatan umum tetap terjaga seiring dengan perlindungan kemanusiaan dalam beragama.

 

Penanaman nilai rahmatan lil alamin bagi pelajar madrasah dilaksanakan melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang dalam pelaksanaannya difokuskan pada penanaman moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran maupun program pembiasaan dalam mendukung sikap moderat peserta didik. Pembiasaan dibentuk dengan pengkondisian suasana pembelajaran yang mengutamakan proses pensucian jiwa (tazkiyatun nufus) yang dilakukan melalui proses bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu (mujahadah) dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melatih jiwa dalam melawan kecenderungan kepada hal-hal yang buruk (riyadlah).

 

Kementerian Agama telah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi tema turunan oleh madrasah sesuai dengan konteks wilayah dan karakteristik peserta didik. Tema-tema utama proek penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamain yang dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh madrasah (berdasarkan  Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dan Pelajar Rahmatan Lil Alamin) ada 10 nilai, sebagai berikut:

 

1.    Berkeadaban (ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas.

2.    Keteladanan (qudwah),yaitu kepeloporan, panutan, inspirator dan tuntunan.

3.    Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaanah), yaitu sikap menerima keberadaan negara (nasionalisme), mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia.

4.    Mengambil jalan tengah (tawassu), yaitu pemahaman dan pengamalan beragama yang tidak berlebih-lebihan (ifrā) dan juga tidak abai terhadap ajaran agama (tafrī).

5.    Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.

6.    Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.

7.    Kesetaraan (musāwah), yaitu persamaan, tidak diskriminatif kepada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.

8.    Musyawarah (syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas segalanya;

9.    Toleransi (tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.

10. Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr), yaitu selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.

 

Dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin Guru merupakan garda terdepan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka tidak boleh terjebak menjadikan peserta didik sebagai penampung ilmu pengetahuan belaka. Guru harus fokus kepada pembentukan karakter peserta didik, membekali kompetensi dan keterampilan hidup peserta didik dengan cara yang lebih kreatif sesuai kebutuhan peserta didik pada masanya. Oleh karena itu, guru harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri. Dengan demikian diharapkan para guru secara bergotong royong, dengan semangat berbagi, perlu bergabung bersama komunitas-komunitas pendidikan untuk mengasah kompetensi dan memperluas wawasan terkini demi memberi layanan terbaik kepada kemaslahatan peserta didik. Sehingga semua peserta didik madrasah adalah berprestasi, yaitu prestasi dalam bidangnya masing-masing, sesuai bakat, minat dan bakatnya.

 

Demikian sekelumit tentang Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin sebagai salah satu cara untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di madrasah. Keberhasilan Kurikulum Merdekan akan diukur dengan sejauh mana kurikulum dapat merubah suasana kelas lebih membahagiakan peserta didik, aktifitas pembelajaran lebih bergairah, dan budaya belajar sepanjang hayat dapat diwujudkan.

 

Semoga bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama