SEMANGAT KARTINI DAN PEREMPUAN YANG SEHAT

Oleh: Badrudin | Guru PPKn di MTs Negeri 3 Bogor

PENYULUHAN: peserta didik puteri MTs Negeri 3 Bogor saat mengikuti Penyuluhan Kesehatan dan Skrining Kadar Hb 





Bangsa Indonesia pada tanggal 21 April setiap tahun memperingati Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini ditetapkan secara resmi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964 yang ditandatangani pada tanggal 2 Mei 1964 yang didalamnya juga memuat penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. R.A. Kartini adalah salah seorang Pahlawan Nasional perempuan Indonesia yang banyak memberikan inspirasi. Ia dikenal sebagai tokoh utama pejuang emansipasi perempuan Indonesia. Ia perintis perjuangan kesetaraan peran perempuan dan pria. Tatkala menjadi istri Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, Kartini mendirikan sekolah khusus anak-anak perempuan. Ia juga rajin berkorespondesi dengan teman-temannya di Negeri Kincir Angin, Belanda.

Setelah Kartini wafat, karya-karya tulisannya dikumpulkan lalu dibukukan berjudul “Door Duisternis tot Licht” atau “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku itu sangat fenomenal lantaran berisi aneka pemikiran Kartini terkait banyak hal, terutama mengenai cita-cita bagi perempuan Indonesia.

 

Semangat Kartini untuk membela hak-hak perempuan dan merintis kemerdekaan harus pula menjadi motivasi bagi setiap perempuan yang ada di Indonesia, semangat itu antara lain adalah semangat untuk belajar agar menjadi insan pembangunan yang cerdas dan handal. Untuk menjadi perempuan yang cerdas diperlukan kondisi kesehatan yang memadai, karena “Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat” (al Aqlu Salim Fil Jismi Salim (Petuah Arab) atau “Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” (Men Sana In Corpore Sano (sastra romawi kuno). Dari petuah tersebut, kita dapat simpulkan bahwa kesehatan raga atau tubuh akan berpengarah terhadap akal atau jiwa seseorang, sehingga akan lebih bersemangat menghadapi kegiatan-kegiatan keseharian dibanding seseorang yang kurang sehat.

 

Salah satu upaya yang dilakukan oleh MTs Negeri 3 Bogor untuk mewujudkan perempuan-perempuan yang sehat adalah dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan sekaligus Skrining/Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) pada remaja puteri yaitu pada peserta didik puteri Kelas VII yang dilakukan oleh Puskesmas Karadenan, Cibinong dan Rumah Sakit Islam Aysha, Cibinong Kabupaten Bogor.

 

Skrining kadar Hb dilakukan sebagai upaya untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia. Karena setelah 77 Tahun Indonesia merdeka bangsa ini masih mempunyai 24,4 persen anak-anak yang mengalami stunting. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau  World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.

 

Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada dua, yakni faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga perawakan pendek atau stunting dapat diatasi. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Selain disebabkan oleh lingkungan, stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Namun Sebagian besar stunting disebabkan oleh kekurangan gizi.   

 

Sebuah artikel pada www.padamu.net mengatakan bahwa dampak stunting dibagi menjadi dua, yakni ada dampak jangka panjang dan juga ada jangka pendek. Jangka pendek kejadian stunting yaitu terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan gangguan metabolisme pada tubuh. Sedangkan untuk jangka panjangnya yaitu mudah sakit, munculnya penyakit diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, kegemukan, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, dan kualitas kerja yang kurang baik sehingga membuat produktivitas menjadi rendah. Artikel tersebut juga mengutip laporan yang dirilis UNICEF pada tahun 2010, menyampaikan beberapa fakta terkait dengan stunting dan pengaruhnya, yaitu:

1.  Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun.

2.  Stunting yang parah pada anak, akan terjadi defisit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah dibandingkan anak dengan tinggi badan normal.

3.  Anak dengan stunting cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.

4.  Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual.

5.  Pengaruh gizi pada usia dini yang mengalami stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang.

6.  Stunting pada usia 5 (lima) tahun cenderung menetap sepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunting dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

7.  Akibat lainnya kekurangan gizi/stunting terhadap perkembangan sangat merugikan performa anak. Jika kondisi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak (0-2 tahun) maka tidak dapat berkembang dan kondisi ini sulit untuk dapat pulih kembali.

8.  Penurunan perkembangan kognitif, gangguan pemusatan perhatian dan menghambat prestasi belajar serta produktivitas menurun sebesar 20-30 persen, yang akan mengakibatkan terjadinya loss generation, artinya anak tersebut hidup tetapi tidak bisa berbuat banyak baik dalam bidang pendidikan, ekonomi dan lainnya.

 

Berdasarkan uraian dampak stunting diatas, maka Tindakan pencegahan stunting perlu dilakukan oleh semua pihak, termasuk oleh madrasah yang didalamnya terdapat remaja puteri. Biaya pencegahan stunting tentu lebih murah dan dampaknya tentu akan lebih terkendali, daripada apabila sudah terjadi stunting. Mengngat pentingnya pencegahan stunting, maka pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Di tingkat daerah (kabupaten/kota) pencegahan dilakukan antara lain melaui Puskesmas.

 

Puskermas Karadenan, Cibinong yang berada dilingkungan MTs Negeri 3 Bogor telah melaksanakan program pemerintah untuk mencegah Stunting berupa Skrining Anemia pada remaja putri (Rematri) dan Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada peserta didik puteri Kelas VII. Skrining dilakukan karena remaja putri mengalami menstruasi yang menyebabkan remaja putri seringkali kehilangan darah yang cukup banyak. Kondisi ini, jika tidak diimbangi dengan asupan gizi yang baik, maka dapat menyebabkan remaja terkena Anemia. Pada kegiatan tersebut remaja putri diukur tinggi badan (TB), ditimbang berat badan (BB), dan lingkar lengan atas (LILA), serta dilakukan pemeriksaan Hb. Selain itu, remaja putri juga diberikan TTD yang dikonsumsi satu kali dalam seminggu di hari yang sama dan diberikan penyuluhan terkait Pencegahan Anemia oleh pihak RS. Islam Aysha, Cibinong.

 

Skrining dilakukan sebagai wujud kesadaran MTs Negeri 3 Bogor bahwa madrasah bukan hanya wadah belajar yang sebatas mempelajari berbagai pelajaran dan sesudahnya pulang ke rumah. Namun madrasah adalah juga tempat pembentukan karakter peserta didik yang salah satunya adalah karakter peduli pada kebersihan dan kesehatan melalui program pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan madrasah sehat. 

 

Diharapkan melalui usaha-usaha madrasah dibidang kebersihan dan kesehatan dapat ikut mengoptimalkan pertumbuhan dan kesehatan peserta didik, sehingga pada akhirnya lahir kartini-kartini yang sehat dan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Semoga bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama